Rabu, 20 Maret 2013

“PSIKOTERAPI : TERAPI HUMANISTIK-EKSISTENSIAL”



Pandangan humanistik-eksistensial
Salah satu bentuk dari Psikoterapi adalah Humanistik-eksistensial therapy, dimana metode terapi ini memusatkan perhatiannya pada pengalaman-pengalaman sadar, masa sekarang “di sini dan kini” – dan bukan masa lampau. Di masa lalu tidak terdapat bukti adanya minat yang serius terhadap aspek-aspek filosofis dari konseling dan psikoterapi. Pendekatan humanistik eksistensial-humanistik menekankan renungan-renungan filosofis tentang apa artinya menjadi manusia yang utuh.
Dalam penerapan-penerapan terapeutiknya, pendekatan eksistensial-humanistik memusatkan perhatian pada asumsi-asumsi filosofis yang melandasi terapi bagi orang-orang dalam hubungan dengan sesamanya yang menjadi ciri khas, kebutuhan yang unik dan menjadi tujuan terapinya, dan melalui implikasi-implikasi bagi usaha membantu individu dalam menghadapi pertanyaan-pertanyaan dasar yang menyangkut keberadaan manusia.

Konsep-konsep utama Humanistik-eksistensial therapy adalah sebagai berikut :
-   Kesadaran diri
Manusia memiliki kesanggupan untuk menyadari dirinya sendiri, dimana suatu kesanggupan yang unik dan nyata yang memungkinkan manusia mampu berfikir dan memutuskan. Semakin kuat kesadaran diri pada seseorang, maka akan semakin besar pula kebebasan yang ada pada orang itu.
-   Kebebasan, tanggung jawab, dan kecemasan
Kesadaran atas kebebasan dan tanggung jawan bisa menimbulkan kecemasan yang menjadi atribut dasar pada manusia.
-  Penciptaan makna
Manusia itu unik, mereka berusaha untuk menemukan tujuan hidup dan menciptakan nilai-nilai yang akan memberi makna bagi kehidupannya. Kegagalan dalam menciptakan hubungan yang bermakna akan menimbulkan kondisi isolasi, depersonalisasi, alinesi, dan kesepian. Untuk itu manusia harus mengaktualisasi diri dengan mengungkapkan potensi-potensi manusiawinya.

Tujuan terapeutik dalam terapi humanistik-eksistensial
Terapi eksistensial ini bertujuan untuk :
-  Agar klien mengalami keberadaannya secara otentik dengan menjadi sadar atas keberadaan dan potensi-potensi secara sadar bahwa ia dapat membuka diri dan bertindak berdasarkan kemampuannya.
- Meluaskan kesadaran diri klien dan karenanya meningkatkan kesanggupan pilihannya, yakni menjadi bebas dan betanggung jawab atas arah hidupnya
- Membantu klien menghilangkan kecemasan-kecemasan sehubungan dengan tindakan memilih diri dan menerima kenyataan bahwa dirinya lebih dari sekedar korban kekuatan-kekuatan deterministik di luar dirinya.

Fungsi dan peran terapis dalam terapi humanistik-eksistensial
Terapis dalam terapi humanistik eksistensial mempunyai tugas utama, yaitu berusaha untuk memahami klien sebagai sesuatu yang ada di dalam dunia ini. Dimana tekhnik yang digunakannya itu selalui mendahului suatu pemahaman yang mendalam terhadap kliennya. Prosedur yang digunakan bisa bervariasi, tidak hanya dari klien yang satu ke klien yang lainnya, tetapi juga dari satu ke lain fase terapi yang dijalani oleh klien yang sama.
Menurut Buhler dan Allen, para ahli psikologi humanistik memiliki orientasi bersama yang mencakup hal-hal berikut :
-  Mengakui pentingnya pendekatan dari pribadi ke pribadi ke pribadi
-  Menyadari peran dari tanggung jawab terapis
-  Mengakui sifat timbal balik dari hubungan terapeutik
-  Berorientasi pada pertumbuham
-  Menekankan keharusan terapis terlibat dengan klien sebagai suatu pribadi yang menyeluruh
-   Mengakui bahwa putusan-putusan dan pilihan akhir terletak di tangan klie
- Mengakui kebebasan klien untuk mengungkapkan pandangannya
-   Mengurangi kebergantungan dari klien terhadapnya

Proses klien mencapai kesembuhan dalam terapi humanistik-eksistensial
Dalam terapi eksistensial, klien mampu mengalami secara subjektif persepsi-persepsi tentang dunianya. Dia harus aktif dalam proses terapeutik, karena dia harus memutuskan ketakutan-ketakutannya, perasaan-perasaan berdosa, dan kecemasan-kecemasannya. Dalam terapi ini klien terlibat dalam pembukaan pintu menuju diri sendiri, dengan membuka pintu yang tertutup, klien mulai melonggarkan belenggu deterministik yang telah menyebabkan dia terpenjara secara psikologis. Lambat laun klien menjadi sadar, apa dia tadinya dan siapa dia sekarang, serta klien lebih mampu menetapkan masa depan macam apa yang diinginkannya. Melalui proses terapi ini klien bisa mengeksplorasi alternatif-alternatif guna membuat pandangan-pandangannya menjadi real.

Teknik-teknik dan prosedur-prosedur terapeutik dalam terapi humanistik-eksistensial
Karena pendekatan humanistik-eksistensial ini tidak memiliki metodelogi, maka sulit mengemukakan langkah-langkah terapeutiknya yang khas, maka daripada itu para terapis eksistensial sering mengambil metode dan prosedur dari terapi gestalt, analisis transaksional, dan psikoanalisis yang diintegrasikan dalam pendekatan eksistensial. Seperti yang dikemukakan Bugental dalam model terapi psikoanalisa, konsep inti psikoanalisis tentang resistensi dan transfrensi bisa diterapkan pada filsafat dan praktek terapi eksistensial, ia menggunakan kerangka psikoanalitik untuk menerangkan fase kerja terapi yang berlandaskan konsep-konsep eksistensial seperti kesadaran, emansipasi dan kebebasan, kecemasan eksistensial, dan neurosis eksistensial.
 Metode dan prosedur yang digunakan dalam terapi eksistensial ini juga sangat bervariasi, tidak hanya dari pasien yang satu ke pasien yang lain, tetapi juga dari fase satu kefase yang lain pada pasien yang sama.

Referensi :
Semiun. Yustinus, OFM. 2006. Kesehatan mental 3. Yogyakarta : Kanisius
Corey, Gerald. 2009. Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi. Bandung: Refika Aditama

Tidak ada komentar:

Posting Komentar