Sabtu, 17 Maret 2012

Obesitas Dapat Mempengaruhi Kesehatan Mental Individu

Sekarang ini dikehidupan masyarakat luas marak sekali terjadinya kasus-kasus obesitas disemua kalangan, baik itu anak-anak, remaja, maupun orang dewasa pun banyak yang mengalami masalah ini. Obesitas merupakan keadaan yang tidak dikehendaki, yaitu dengan terdapatnya penimbunan lemak yang berlebihan dari yang diperlukan untuk fungsi tubuh yang normal.

Studi yang diterbitkan di jurnal Science menemukan fakta bahwa makanan yang tinggi kandungan lemak berpotensi meningkatkan risiko depresi. Dalam penelitiannya, mereka melibatkan 1.200 orang yang tidak memiliki riwayat gangguan psikis. Peneliti lalu mulai memberikan asupan lemak -trans yang biasa terdapat dalam makanan cepat saji, gorengan, dan beberapa makanan dalam kemasan.

Setelah enam tahun berjalan, para peneliti pun melakukan observasi terhadap kondisi psikologis mereka yang dibagi berdasarkan jenis kelamin, usia, berat badan dan kebiasaan buruk. Dan hasilnya, 650 responden mengalami depresi selama enam tahun masa penelitian. Dari hasil penelitian itu, para peneliti menyarankan agar sebisanya menghindari konsumsi lemak berlebih dari makanan cepat saji untuk mengurangi risiko berbagai jenis gangguan kesehatan.

Faktor-faktor penyebab obesitas adalah :
- Genetik
- Kerusakan pada salah satu bagian otak
- Pola makan yang berlebihan
- Kurang gerak/ olahraga
- Pengaruh emosional
- Lingkungan

Obesitas dapat juga mempengaruhi faktor kejiwaan pada anak, yakni sering merasa kurang percaya diri. Apalagi kalau anak berada pada masa remaja dan mengalami obesitas biasanya menjadi pasif dan depresi, karena sering tidak dilibatkan pada kegiatan yang dilakukan oleh teman sebayanya. Gangguan kejiwaan ini juga dapat sebagai penyebab terjadinya obesitas, yaitu dengan melampiaskan stres yang dialaminya ke makanan. Tetapi bila obesitas pada masa anak-anak terus berlanjut sampai masa dewasa dapat mengakibatkan antara lain hipertensi (tekanan darah tinggi) pada masa pubertas, penumpukan lemak dalam darah, penyakit jantung koroner; penyempitan pembuluh darah, dan tekanan darah tinggi bertambah parah pada masa dewasa. Selain itu obesitas dapat juga memicu terjadinya penyakit kencing manis. 

Pencegahan Obesitias
Pencegahan harus dilakukan sedini mungkin dimulai sejak dari bayi yaitu dengan memberikan ASI eksklusif, kemudian pemberian makanan tambahan mulai umur 4 bulan dan ASI dilanjutkan sampai usia 2 tahun. Tidak memberikan makanan/minuman tiap anak menangis, kecuali kalau kita yakin anak tersebut lapar. Sedangkan pada anak yang berisiko mengalami kegemukan perlu dipantau pola makan, masukan total kalorinya dan diukur berat badan serta tinggi badannya secara teratur. Selain itu akivitas fisik sebaiknya dikenalkan sejak dini pada anak baik dengan cara bermain maupun berolah raga sehingga banyak energi yang digunakan. Sedangkan acara menonton televisi atau video yang menjadi hobi anak-anak sebaiknya dipakai hanya sebagai selingan atau dibatasi kurang dari 2 jam per hari. Dengan pencegahan tersebut diharapkan dapat mengurangi dampak buruk obesitas.

Penanggulangan Obesitas
Berat badan ideal bisa diwujudkan dengan mengkonsumsi energi sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan. Sehingga tidak terjadi penimbunan energi dalam tubuh dalam bentuk lemak, atau sebaliknya penggunaan lemak tubuh sebagai sumber energi kurang. Penanganan masalah obestitas tidak dapat dilakukan dalam waktu yang relative singkat, tetapi harus dilakukan secara bertahap. Arnelia,M.Sc. mengemukakan bahwa penanggulangan masalah obesitias dapat dilakukan secara sederhana, yaitu dengan mengonsumsi makanan secara teratur dengan gizi seimbang tetapi jumlahnya kurang dari biasanya. Disamping itu kegemukan juga dapat diatasi dengan banyak melakukan aktivitas olah raga yang teratur sehingga lemak tubuh dapat terbakar.

REFERENSI :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar